(KM.Makembo)Klub sepak Bola Gembira di kelurahan Rabangodu lahir pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Gembira tidak sekedar sebagai wadah berolah raga bagi para pemuda dan pejuang kala itu, tetapi sebagai wadah perjuangan untuk cita cita kemerdakaan Negara Republik Indonesia dan khususnya di Bima.
Gembira adalah sebuah kamiflase perjuangan para pemuda. Gembira adalah singkatan dari Gerakan Merdeka Bima Raba. Klub itu dibentuk untuk mengelabui Jepang, Karena kalau mendirikan organisasi sosial dan politik, tentu akan dibredel dan dibubarkan oleh Jepang. Maka didirikanlah sebuah klub sepak bola sebagai kamuflase perjuangan.
Nama Gembira hingga saat ini masih menjadi nama klub sepak Bola, Bola Voli, basket hingga nama karang taruna di kelurahan Rabangodu Utara Kota Bima. Meskipun sudah ada juga klub baru bermunculan di wilayah itu dengan nama Rabangodu FC. Para pemain legendaris sepak bola Bima juga lahir dari klup ini, sebut saja Ishaka Syamsu dan adik adiknya. kemudian sang bek Darwis, Malik, Syamsuddin dan lainnya. Penyerang yang terkenal seperti Latif, Jasman, Arifin dan lain lain. Pemain dengan lemparan ke dalam yang sangat jitu hingga menjangkau gawang adalah Rudi( Redo). Guru Toi, edy hingga Dino dengan kecepatan larinya. Bone dengan skil sebagai gelandang dan sejumlah nama yang telah mengisi sejarah sepak bola di tanah Bima.
Disamping Gembira, ada juga klub papan atas lainnya seperti Pelor, Perseto lewi rato, Gempar( Paruga), Armada( Tanjung), Bintang Timur( Rabadompu), Wawo dan Den sebagai penyerang tangguh.Ilham Di Woha dan sederetan nama lainnya.
Baca Juga :
Gembira dan lapangan pahlawan raba di sebelah timur RSUD Bima seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Base camp Gembira ada di lapangan itu. Penamaan lapangan Pahlawan juga didasari oleh sejarah bahwa di tanah lapang itu begelimpangan korban akibat bom sekutu pada tahun 1944.Jenazah para syuhada kemudian dimakamkan di kompleks pemakaman di Rabangodu. Atas dasar itulah, kuburan rabangodu itu disebut Kuburan Syuhada hingga kini.(alan)
0 KOMENTAR
TULIS KOMENTAR